Betapa bangganya 11 siswa siswi SMP Al Falah Darussalam saat diundang ke Synergy Room PT Panasonic Gobel Indonesia Sabtu malam (26/10) lalu. Mereka diminta presentasi film buatan mereka. Hasilnya, tim SMP Al Falah Darussalam Sidoarjo berhasil membawa pulang penghargaan Secondary Panasonic Award dalam kompetisi film pendek internasional Kids Witness News (KWN) Global Summit 2024.Undangan dari PT. Panasonic Gobel Indonesia itu ditujukan bagi finalis. Salah satunya, SMP Al Falah Darussalam. Mereka presentasi sebagai pertanggungjawaban dari film pendek yang sudah dibuatnya. Termasuk, peserta dari negara lainnya seperti dari Tiongkok, Malaysia, Vietnam, Jepang, Kamboja, India, UAE, Filipina dan lainnya. Guru pendamping mereka, Titik Nur Mujiati mengatakan mereka bersaing dengan 15 negara yang turut serta dalam kompetisi. “Di ajang ini, SMP Al Falah Darussalam menjadi mewakili Indonesia di pentas dunia, bersaing dengan pelajar dari negara-negara lainnya,” katanya. Titik mengatakan tim SMP Al Falah Darussalam menggarap film pendek bertema kesetaraan gender berjudul “14 Days of May”. Dalam film berdurasi 5 menit ini, mereka mengisahkan seorang siswi yang bercita-cita menjadi ketua OSIS meski banyak yang meragukannya karena ia perempuan. Film buatan Rayyan Firstliano dan anggota timnya di antaranya Ghani, Roa, Zahra, Keysha, Shafa, Kiran, Rama, Maira, Abel dan Aisyah sebagai tokoh utamanya itu menyoroti bahwa gender bukanlah penghalang bagi seseorang untuk menjadi pemimpin dan membawa perubahan. “Film ini kami buat untuk menyuarakan bahwa anak perempuan bisa berprestasi dan memimpin, tanpa harus dibatasi,” ungkap Titik. Proses pembuatan film ini berlangsung sejak 30 Juli 2024. Setelah menerima pelatihan dasar perfilman dari PT Panasonic, siswa-siswi SMP Al Falah mulai mengembangkan ide dan menulis naskah. Setelah skrip mereka lolos seleksi, syuting dilakukan akhir Juli, melibatkan 11 siswa yang bertugas sebagai pemain, kru, dan editor. Tantangan dalam pembuatan film pun mereka lalui bersama, dari mengulang adegan hingga proses editing yang cukup intens. “Ini pengalaman berharga kami membuat film, Banyak yang harus dipelajari, terutama bagaimana membangun cerita dan mengolah gambar,” ujar leader tim, Rayyan. Selain kualitas film, penampilan tim saat presentasi virtual di hadapan dewan juri Jepang juga menjadi nilai lebih. Mereka mengenakan pakaian adat khas Cak dan Ning, sebagai simbol budaya Indonesia yang beragam. Dalam sesi ini, mereka menjelaskan konsep film, pesan moral, dan proses kreatif yang dilalui. Dewan juri memberikan apresiasi tinggi atas usaha tim ini dalam menyampaikan isu sosial secara kreatif. Titik mengatakan penghargaan Panasonic Award yang diraih tim SMP Al Falah Darussalam ini menjadi bukti bahwa karya anak muda Indonesia mampu bersaing di dunia internasional. Perjalanan SMP Al Falah Darussalam belum berakhir. Selanjutnya, film “14 Days of May” akan berlaga di Jepang bersama pemenang dari negara lain yang Sabtu (26/10) lalu juga mendapatkan penghargaan. Yakni, kategori Secondary Panasonic Award yang diraih SMP Al Falah Darussalam, KWN Fans Award yang diraih Malaysia, Profesional Award yang diraih Jepang dan Filipina, dan KWN Kids Award yang diraih Brazil. “Ke Jepangnya nanti akan dikompetisikan yang dapat penghargaan 4 kategori itu. Jadwalnya menyusul,” katanya. Titik mengatakan karya itu tak hanya menjadi ajang pembuktian, tetapi juga diharapkan bisa menginspirasi generasi muda untuk percaya bahwa kreativitas dan keberanian berpendapat bisa menciptakan perubahan. (*)