Komisi D DPRD Sidoarjo melakukan inspeksi ke SDN Segoro Tambak, Kecamatan Sedati. Setelah dilanda angin kencang pada Senin (5/11), tiga ruang kelas di sekolah tersebut rusak parah. Satu kelas bahkan ambruk total.Komisi D memastikan gedung sekolah tersebut dibangun lagi pada tahung 2025 ini.Ketua Komisi D DPRD Sidoarjo H Dhamroni Chudlori datang ke SDN Segoro Tambak bersama anggot Komisi D H Sutadji. Dua legislator PKB diterima oleh Kepala SDN Segoro Tambak Ahmad Fauzi. Ada pula beberapa guru dan perangkat desa.Begitu tiba di lokasi, Dhamroni dan Sutadji menyaksikan ruang kelas yang rusak parah. Masing-masing kelas IV, V, dan VI. Atap kelas roboh. Kayu-kayu bekas atap tampak berserakan. Reruntuhan bangunan masih tersisa. Dua kelas lain atapnya juga rusak. Dindingnya juga sudah rontok. Karena dianggap membahayakan, ruang itu dikosongi. Murid-murid pindah tempat belajar. Ada yang di musala, perpustakaan, malah lesehan di lorong kelas.”Bagaimana anak-anak? Apa sekolahnya mau diperbaiki?” tanya Dhamroni. “Maaaau,” jawab anak-anak dengan gembira. Dhamroni kemudian bertanya kepada para guru dan kepala sekolah. Apa saja yang dibutuhkan sekolah tersebut. Terutama sarana dan prasarana untuk siswa.Yang pertama, perbaikan ruang kelas yang rusak parah. Kelas-kelas dibangun lagi dua lantai. Dengan begitu, sekolah bisa punya ruang lebih banyak untuk berbagai kebutuhan. Perbaikan sudah direncakan oleh Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Sidoarjo.Kedua, musala untuk tempat ibadah. Selama ini, anak-anak kalau ada kegiatan ibadah, terpaksa pakai teras. Koridor di depan kelas. Kebutuhan tempat ibadah sangat mendesak.Ketiga, halaman sekolah. SDN Segoro Tambak selama ini tidak punya halaman. Bahkan, jalan masuk sekolah itu merupakan jalan milik desa. Akses untuk keluar masuk warga kampung setempat. “Harapan kami bangunan kelas bisa 2 lantai, Pak,” ungkap Ahmad Fauzi.Dhamroni mengatakan bersyukur jika sudah ada rencana perbaikan. Anggarannya dana alokasi khusus (DAK) dari pusat. Dia setuju kelas itu dibangun dua lantai. Tapi, jika anggaran belum cukup, atapnya perlu dicor. Sehingga, tinggal bangun lantai duanya tahun berikutnya.”Minimal didek dulu. Nanti tinggal melanjutkan,” jelasnya.Kedua soal musala. Kasek SDN Segoro Tambak diminta mengajukannya sebagai kebutuhan sarana dan prasarananya. Bukan tempat ibadah. Usul itu lebih mudah dipenuhi daripada tempat ibadah. Karena pe.bangunan tempat ibadah bukan ranah Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Sidoarjo. Ketiga soal halaman sekolah. Dhamroni justru mengaku kaget bukan main karena SDN Segoro Tambak tidak punya halaman sekolah. Tanah untuk jalan dan halaman adalah milik desa. Padahal, banyak anak-anak yang lalu lalang setiap hari. Berbahaya bila ada mobil atau kendaraan lain lewat. “Nanti kita carikan solusi. Misalnya, berunding bagaimana jalan desa itu bisa jadi halaman sekolah. Ditukar dengan aset desa lain yang bisa dipakai untuk jalan,” terangnya. (Afeksi.com)